Thursday, May 24, 2007

Hari ini setahun yg lalu


24 May 2006, perasaan sdh ga enak krn harus masuk kantor meninggalkan bapak di rumah sakit, sementara kondisinya terus menurun.

Malam sebelumnya bapak sempat memegang erat tangan saya sambil berusaha berbicara dan yg saya tangkap adalah bapak berkata ingin pulang. Saya pikir ingin pulang dari rumah sakit, jadi saya jawab, nggak pak, bapak mesti berobat dulu disini sampai sembuh. Bapak tidak menjawab apapun, hanya memandang mata saya.

Pagi itu saya dapat telp dari ibu yg selalu menunggu bapak di pavilyun kartika RSPAD. Mas cepat datang kesini. Saya langsung minta ijin utk pergi dari kantor di cikarang ke RS di daerah senen.

Baru sampai cempaka putih, ibu sdh telp lagi dan mengabari bahwa bapak sudah dipanggil Allah. Innalillahi wa innaillaihi rojiun. Saya berusaha menguatkan diri.

Bapak saya, Soeparno Koesyono, adalah orang yg luar biasa. Dari penggembala kerbau semasa SD di desa terpencil di ujung Banyuwangi, kemudian dengan kemauan keras melanjutkan sekolah di Jember walaupun dengan berjualan kuaci untuk membantu biaya hidup. Dan kemudian memilih menjadi tentara sebagai jalan hidupnya.

Jalan hidup yang dilewati cukup keras. Melewati begitu banyak peristiwa di daerah operasi seperti masa-masa G-30 S, penugasan di kalimantan, irian, timor-timur, bahkan tugas intelijen di puluhan negara asing, membentuk pribadinya menjadi orang yg sangat disiplin dan teratur. Walau dari luar nampak keras, tapi tetap memiliki sisi lembut bagi keluarganya.

Bapak sempat dinas di Paspampres setelah lulus AMN th 1964, kemudian lama di Kopassus sampai sekitar th 1985 setelah penugasan di makassar. Kemudian pindah ke Kostrad di jakarta, ke Kodam Siliwangi di bandung. Sekitar th 1988 bapak kembali bertugas di jakarta, di BIA. Walaupun kariernya sempat terhambat, tapi tidak pernah sekalipun saya mendengar keluhan, justru yg saya lihat bapak sangat menikmati pekerjaannya.

Sampai akhirnya th 1993 bapak bisa memperoleh suatu level yg pasti sangat diinginkan oleh setiap tentara dalam kariernya. Dan setahun kemudian kembali memperoleh promosi dan terakhir di tugaskan di Babinkar ABRI sebelum kemudian memasuki masa purnabakti. Saya bersyukur bapak bisa memperoleh apa yg dicita-citakannya sejak kecil, walau sudah menempuh jalan panjang yg berliku.

Tapi diluar kelebihan yg ada, bapak tetap hanya manusia biasa yg banyak memiliki kekurangan.

Untuk itu saya sebagai anak tertuanya hanya bisa mohon dimaafkan atas kesalahan yg pernah dilakukan oleh bapak saya, terutama jika ada pembaca blog yg sempat mengenal bapak saya.

Dan juga mohon keikhlasannya untuk membantu doa agar bapak almarhum diampuni dosanya dan diterima amal ibadahnya sehingga bisa memperoleh tempat yg baik di sisi Allah.
.

No comments: