Idealnya jika kita beli properti, kita harus memperoleh pendapatan dari properti tsb., entah disewakan atau kita gunakan utk usaha dan pendapatan ini harus lebih besar dari cicilan kredit ke bank agar memberikan cashflow positif.
Hanya saja utk bisa dapat properti seperti itu butuh waktu dan harus telaten. Memang jika bisa dapat ya udah pasti untung. Tapi jika kita hanya bisa menemukan properti dg cashflow minus apa kita tidak bisa mengambil untung? Menurut saya masih tetap untung, cuma memang bukan untung dalam jangka pendek, analoginya begini :
Kalo kita ingin dapat uang 12 jt tahun depan, berarti kita harus nabung 1 jt / bln selama 12 bln.
Kalo utk dapat 12 jt itu kita ga perlu bayar 1 jt, tapi cukup 300rb / bln aja soalnya yg 700rb udah dibayarin sama pacar, untung ga? Untung donk... :)
Kalo setelah kita bayar 300 rb / bln selama 12 bulan, tapi ternyata kita dapatnya bukan 12 jt, tapi 15 jt, untung ga? Lebih untung lagi... hehehe...
Tapi dengan catatan ya :
- Selisih cicilan dan pendapatan tidak terlalu besar dan tidak memberatkan.
- Lokasi dan kondisi properti tidak terlalu jelek sehingga persentase pertumbuhannya tidak dibawah normal, ya.. rata2 aja udah cukup lah.
- Cicilan besarnya relatif tetap, ya naik turun sedikitlah, sementara pendapatan dari properti masih bisa dinaikkan dengan berbagai upaya sehingga dalam jangka panjang garis pendapatan akan melampaui garis cicilan.
Jadi, buat saya rasanya kalo dapat yg masih minus ya gpp tinggal diupayakan jadi positif, kalo dapat yg udah positif ya itu bonus.
1 comment:
pak Ryad, thanks banget atas sharingnya. oia pak, bisa kita dishare :
1.bagaimana menilai properti
2.bagaimana menilai kredit kita menurut bank, bagaimana meningkatkan nilai kita sebagai debitur di mata bank.
Wassalam,
Doni Afrizal
Post a Comment