Thursday, June 28, 2007

Proses

Memang, umumnya pengalaman masa lalulah yg akan membentuk diri kita sekarang. Kita semua ada di titik ini, saat ini, karena proses yg panjang yg sdh kita lewati.

Ini sekalian sharing unwinning.. kemarin kan ada yg minta.. :)

Jadi programmer freelance, jualan aplikasi, tapi cuma dibayar 1/2 harga, udah.

Investasi saham, ketemu bule cas cis cus profit sekian ratus persen, ternyata amblas.

Jadi agen pakaian anak ga pake modal, krn model titip jual, dijual kekantor2 di daerah pusat bisnis, udah punya banyak sub agen... eh malah pabrik tutup.

Ingin jadi juragan angkot, terinspirasi dari mertua teman yg bisa punya 10 metromini, dari punya 1 angkot, punya 2, sampai abis semua dijual.. kena dampak krismon (lumayan bisa buat alasan) :)

Ikutan macam2 multilevel, kartu discount, ubs, amway, sampai kartu ijumpi (ikatan juru masak profesional indonesia), belum pada pernah denger kan? lumayan kebeli HP, hehehe....

Jualan voucher perdana, jamannya no perdana masih ratusan ribu, jualannya ngetem di pinggir jalan di margonda depok... panas doank...

Coba jualan aplikasi di handphone, untuk kirim sms via GPRS, jadi kirim 1 sms cuma bayar 5-25 perak (tarif gprs per kb). Udah gitu jualannya pake web multilevel. Kayaknya udah paling canggih deh... eh jeblok juga.

Walau pengalaman jatuh bangun udah lumayan banyak, tapi utk mulai suatu usaha lagi tetap aja ada rasa waswas. Wajar kan, manusiawi banget. Makanya perlu ada pemicunya.

Bener tuh kata pak Eko, ini utk memotivasi secara internal di dalam diri kita :
> anda tidak perlu hebat untuk memulai,
> tetapi anda harus memulai untuk menjadi hebat

Dan tulisan pak Abduh, ini faktor eksternal :
> Nah ketika bertemu dengan komunitas yang frekwensinya pas,
> sensornya langsung nyambung. Mereka kembali bangkit dengan motivasi
> yang terjaga karena berada di tengah "kolam" yang sama.

Internal ada, eksternal nyambung, produk ada, contoh sukses ada, tinggal di copy paste dan berdoa, moga2 bisa jadi long n lasting business... :)

Salam,
Ryad


..........................................................................................
--- In http://finance.groups.yahoo.com/group/tangandiatas/post?postID=I7g5RMBe-RBE3HMnv7tKCs-K1zzP-bXvelNmn8_BetPFqtznRp1NW52VqEGOCTMtJpBHTi_uMfkVeHwVdg--lZls9lE, Eko June wrote:
>> Setuju sekali pak Abduh, tulisannya sangat mencerahkan.
>> Saya melihat sosok seperti pak Hadi dan pak Faif adalah contoh dari 'mesin jet'.
> 'Flying watch' nya emang panjang dan penuh liku.
> Kita sudah mendengar suka-duka mereka mereka dalam merintis usaha.
> Ongkos belajar kata pak Faif. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
> Pengalamannya menjadi modal utama kesuksesan saat ini, terutama ketika bergabung dengan TDA, dimana benar kaya pak Abduh bahwa ketika frekwensi nya udah 'match'.
>> Saya sendiri sepertinya malah jadi kayak 'mesin uap'.
> Selain pengetahuan entrepreneur dari ortu atau buku, praktis saya gak pernah punya usaha sebelumnya. Setelah bertemu dengan TDA baruaction. :)
> Tapi sebenernya gak bisa dijadikan excuse juga sih karena banyak yang 'case' nya sama tapi tetap bisa melesat laksana 'mesin jet'.
> Pasangan pak Ryad dan mbak Poppy atau mbak Doris mungkin bisa sebagai contoh walau pak Ryad memang pernah usaha pulsa elektrik ya(maaf klo ada salah informasi).
>> So, maksud saya, saya berada di barisan anda para member yang belum punya usaha dan punya keinginan untuk mencoba merintis usaha. Banyak ketakutan dan kekuatiran serta keengganan. Tapi Insya Allah dengan berjamaah semua bisa teratasi. Jangan berkecil hati. Sayapun terus terang dulu minder berada di lingkungan komunitas yang sebagian sudah sukses tapi ketika menyadari banyak juga yang masih memiliki status yang sama (merintis usaha), alhamdulillah rasa minder itu perlahan mulai berkurang. Melihat kesuksesan member yang sudah berhasil dijadikan sebagai motivasi bukan malah keminderan. Bersama kita bisa (loh jadi kayak kampanye hehe).
>> Yang terpenting ya itu tadi : Frekwensi udah sama :)
>> Tetap semangat.

>> Eko June> www.ekojune.com YM : eko_juna
>> anda tidak perlu hebat untuk memulai,
> tetapi anda harus memulai untuk menjadi hebat

..........................................................................................
>>>> ----- Original Message ----> From: M. Abduh > To: tangandiatas@yahoogroups.com
> Sent: Wednesday, June 27, 2007 5:24:30 PM
> Subject: [tangandiatas] TDA-ers: Antara "Jet" dan "Mesin Uap"
>> Proses. Inilah kata yang harus kita lewati untuk mewujudkan mimpi. Tidak ada sebuah realita yg terwujud tanpa melalui proses. Kita berhasil naik sepeda setelah beberapa kali mengalami proses jatuh-bangun, bahkan tidak jarang masuk selokan.
>> Asumsi saya, para TDA-ers yang berhasil melesat cepat sebenarnya bukanlah orang yang baru memulai usaha ketika bergabung dengan komunitas ini. Mereka adalah orang-orang yang sebenarnya sudah mempunyai flying watch (kata Thukul) cukup lama. Mereka sudah pernah mengalami jatuh bangun sebelumnya (bahkan babak belur mungkin). Mentalnya sudah terasah. Tapi karena satu dan lain hal mereka memilih menghentikan usahanya dan menjadi TDB.
>> Nah ketika bertemu dengan komunitas yang frekwensinya pas, sensornya langsung nyambung. Mereka kembali bangkit dengan motivasi yang terjaga karena berada di tengah "kolam" yang sama. Nah kemampuan yang pernah terasah inilah yang menyebabkan mereka cukup cepat melesat. Ibarat supir yang sudah bertahun-tahun tidak pegang mobil, begitu belajar kembali cara nyopir yang baik, mereka langsung piawai pegang mobil.
>> Jadi bagi para TDA-ers yang belum juga menemukan settingan yang pas tidak usah kecil hati. Ikutilah proses. Jangan melihat pada TDA-ers yang sudah berhasil saat ini tapi lihatlah bagaimana mereka jatuh bangun "menyusun" bangunan mimpi ketika belum ada komunitas TDA.
> Betul nggak asumsi saya? Yuk kita lakukan survey...:)

>Abduh
>http://abduh1.blogspot.com/

..........................................................................................
Wuih ciri khasnya pak Ryad kalau menulis, lugas, spontan, mudah dimengerti dan yang terutama aplikatif.

Jadi untuk smua TDAers baik yang masih TDB dan syukur-2 sudah mulai berfikir jadi amfibi, action saja. Sekecil apapun itu, jalani saja dulu. Mungkin diawalnya terkesan bingung karena mau jualan produk/servis yang mana. Karena hampir semuanya ada di TDA. Coba dimulai dari yang resikonya minimal. Jangan seperti saya dulu, gak dulu banget sih :-) tepatnya setahun yang lalu yang langsung ingin melompat menjadi seorang investor padahal belum punya bisnis sama sekali yang akan membantu cicilan properti yang saya beli itu setiap bulannya.

Alhamdulillah keadaan keuangan keluarga morat-marit selama 10 bulan. Pil Pahit? Iya lah. Tapi alhamdulillah keputusan amputasi walaupun merugi tetap saya syukuri juga. Akhirnya saya dan suami berani keluar dari iming-2 hasil investasi properti tsb yang sangat indah diatas kertasnya.

"Sukses adalah kegagalan + Usaha untuk coba terus". Pak Omar pernah menulis kata-2 ini kalau tidak salah. Dan saya merasa pernyataan tsbt benar adanya.Terus kayuh sepeda kita untuk mencapai impian dan kesuksesan yang kita inginkan. Tidak usah risau mesin uap dan mesin jetlah..hehe.. tidak ada formula baku dalamberbisnis. Iya kan.

Salam pantang mundur niyh..dan semoga TDAers yang sedang diam-diam bersiap untuk melaunching toko/blog/webstorenya menjadi yakin untuk go trough dan secepatnya memulai langkah pertamanya. Masih ada ribuan langkah lagi di depan dan semuanya itu dimulai dari langkah pertama kita ini.

Salam FUNtasticc :-D
Salam,
Doris NasutionYM: dorisnst HP:0815-86038678
Blog: http://dorisnasution.blogspot.com/
Bisnis: http://mukenalukis.blogspot.com/
http://shaakira-outlet-jilbab.blogspot.com/
http://grosir-baju-muslim.blogspot.com/

Monday, June 25, 2007

Tawaran properti dibawah NJOP

Setelah ikut seminar properti kemarin, kepala sempat panas. Ingin segera dapat properti yg hot deal. Salah satu kriterianya adalah yg ditawarkan dgn harga kira2 lebih kecil dari 2 x NJOP.

Sedang bingung dimana cari properti yg masuk kriteria seperti ini.

Eh.. pagi ini ada sms penawaran properti di daerah Pancoran Mas Depok.

Luas tanah 452 m, bangunan 450 m. Harga NJOP tanah 537 rb /m, dan bangunan 595 rb / m. Kalo di total jatuhnya 510 jutaan. Itu dari hitungan PBB th 2004.

Utk 2007 karena datanya belum liat, kita tambah 15% aja, jadi sekitar 587 juta.. buletin deh jadi 590 juta.

Ada info taksiran dari pihak kelurahan, nilai properti itu sekarang 720 juta.

Dari kriteria motivasi kenapa mau dijual, alasannya boleh juga, ada urusan hutang piutang disini.

Dokumen komplit, SHM, IMB, surat jual beli.

Nah penjual cuma nawarin 575 juta.

Wah... jadi rada keringetan nih.

Soalnya, anggaplah NJOP pakai angka yg 590 juta. Kalo 2 kali NJOP kan nyaris 1,2 M. Anggap bank bersedia kasih kredit 70%, berarti 840 juta.

Kalo biaya kredit dan pajak sekitar 100 juta, tambah harga 575 juta, jadi total 675 juta. Dari kredit 840 juta masih ada sisa 165 juta cash, lumayan buat usaha.

Selain itu katanya rumah tsb bisa dijadiin kost2an karena banyak kamarnya.

Hm... hm... gimana ya....

Rekening saya belum siap utk ambil kredit segede itu.....

Ada yg mau kerjasama?

Langsung deh ke hp saya 0812 9573 739.

Ngebut di properti

Kemarin abis ikut seminar properti yg pembicaranya pak James. Sebutan 'pak' kayaknya masih blm pantes, orangnya cengengesan dan masih muda, 25 thn, tapi hokinya luar biasa.

Dia ini sukses beli properti senilai 1,4 M dengan kredit senilai 2,4 M. Dapat cash... selain itu dapat pula cashflow positif dari sewa properti.

Habis sampai disitu? Masih berlanjut....

Properti tsb kemudian dia jual 4,5 M hanya dalam periode 10 bulan. Kebayang kan duitnya... :)

Diseminar kemarin juga muncul Chandra Sharif dari samarinda, 24 thn, juga sukses dapat kredit 3,6 M dari properti senilai 2,4 M dan kredit 1,5 M dari properti senilai 1,05 M.

Luar biasa... masih muda-muda tapi udah pada sakti, saya dulu umur segitu ngapain aja ya?

Kemarin disharing banyak tips untuk mengungkit sisi pendapatan agar kredibilitas kita di mata bank bisa terangkat. Selain juga ada tips utk menawar properti. Bukan teori, betul2 tips yg bisa dipakai langsung.

Ini bener2 info yg saya butuhkan.

15 tahun saya investasi di properti hanya mengandalkan gaji, baru berbuah beberapa properti. Info ini, dibarengi dg hasil bisnis busana muslim, akan saya gunakan utk melakukan percepatan, akselerasi, ngebut.

Wednesday, June 20, 2007

Ongkos kirimnya mahal... Gimana mau jualan

Jika kita beli barang dari tempat yg jauh, biasanya barang akan dikirim memakai kurir / ekspedisi.

Makin jauh jarak kita dengan sumber barang, ongkos kirim akan makin mahal. Sama halnya jika kita ingin barang cepat sampai, pasti ongkos kirimnya makin mahal juga.

Masalahnya, bagaimana dengan harga jual barang tsb ke end user, atau malah jika kita ingin jual barang ini ke subagen. Tentunya jika nilainya signifikan, harus diperhitungkan dan dimasukkan sebagai komponen harga jual agar margin yg diperoleh tidak habis dimakan ongkos kirim.

Kalau begitu, harga jual jadi lebih mahal donk? Pembeli pasti ga akan beli ke saya....

Jangan khawatir, semua penjual produk yg sama di kota yg sama pasti akan menghadapi masalah yg sama juga. Tinggal pandai-pandai kita mensiasati hal ini.

Ada 3 hal yg saya tau bisa mengurangi biaya :

  1. Beli produknya dalam jumlah lebih besar. Banyak produsen atau agen yg memiliki struktur discount bertingkat. Makin besar nilai pembelian kita, makin besar pula discount yang akan diperoleh. Seberapa besar pembeliannya? Tergantung banyak hal, al. nilai sales yg kita punya, nilai discount yg kita dapat dan tentu saja duit modal kita.
  2. Jika kita kirim barang dalam paket kecil, kelihatannya ongkos kirimnya kecil. Tapi setelah dibagi per item produk ternyata jatuhnya akan besar. Akan lebih efisien jika kita kirim dalam jumlah besar, ongkos kirim per item produk akan jatuh lebih murah.
  3. Negosiasikan payment term. Jika kita bisa menunda 40% pembayaran pembelian produk untuk satu bulan kemudian, ini berarti dengan modal yg sama, kita bisa membeli barang 60% lebih banyak. Payment term sangat tergantung tingkat kepercayaan dan kondisi financial supplier kita.

Dari kombinasi 3 hal diatas coba kita lihat : dengan pembelian 60% lebih banyak, discount akan bertambah, ongkos kirim akan lebih efisien, harga jual dapat ditekan, barang dagangan di toko akan lebih lengkap, perputaran modal lebih besar.... dan buntutnya profit bisa naik, next order bisa makin besar, kita makin dipercaya suplier dan memiliki posisi tawar yg lebih tinggi utk mendapat payment term yg lebih baik.

Muter kan? hehe....